Sunday, June 2, 2013

Kebangktrutan Fatal dalam Bisnis

Untuk membangun bisnis impian saya di tahun 2000 an, saya menghabiskan modal uang seharga 2 mobil baru waktu itu. Dengan perhitungan matang dan kepercayaan diri yang tinggi, akhirnya jalanlah bisnis yang sejak lama saya impikan tersebut. Tapi apa daya, bisnis itu tidak bertahan lama. Bisnis besar itu hanya bertahan 1 tahun saja dan uang saya hilang tiada sisa…..

Semua uang yang saya kumpulkan susah payah dalam waktu yang lama dari beberapa bisnis sebelumnya, lenyap tak berbekas akibat kebangkrutan tersebut. Kecewa, marah, dan menyalahkan diri sendiri adalah hal yang tidak bisa saya hindari waktu itu.

Keadaan saya setelah bangkrut sungguh bertolak belakang dengan sebelum bangkrut. Dari seorang mahasiswa dengan penghasilan hampir 4 kali lipat gaji ayahnya (PNS gol 3C). Akhirnya menjadi seorang pecundang yang tidak punya apa-apa….

Itulah keadaan saya saat mengalami sebuah kebangkrutan fatal yang pertama. Semua uang habis tak tersisa. Hanya menyisakan beberapa inventaris yang tidak seberapa seandainya dijual lagi dibandingkan modal yang telah saya tanam.

Saya hanya bisa pasrah. Saya ingat betul kata nenek; bahwa kita ibarat wayang yang harus ikut apa kemauan dalang. Masih untung yang hilang hanya uang kita, sesuatu yang bisa dicari lagi. Bagaimana kalau yang hilang sesuatu yang tidak bisa dicari lagi? Kaki, mata, atau nyawa kita? Itulah kata-kata yang selalu saya ingat dan membuat saya selalu bersyukur walau dalam kebangkrutan fatal waktu itu.

Untuk bisa bangkit dari kebangkrutan fatal itu, akhirnya saya harus menjual sepeda motor satu-satunya milik saya. Kemana-mana terpaksa saya harus naik mikrolet waktu itu. Bagaimana pun saya harus bisa bangkit, itulah tekat saya.

Uang hasil penjualan sepeda motor saya pakai untuk membuka usaha toko komputer kecil-kecilan. Sampai akhirnya usaha toko komputer menjadi penghasilan utama saya hingga beralih menjadi distributor komputer tahun 2007. Dan berkat usaha toko komputer, saya akhirnya mendalami juga dunia pemrograman tahun 2002 yang justru lebih memantapkan hobi desain website yang saya tekuni sejak akhir tahun 1998.

Kini semua usaha itu menjadi sumber rejeki saya untuk menghidupi anak istri saya hingga sekarang. SEMUA BERAWAL DARI KEBANGKRUTAN TOTAL, dan berkat kebangkrutan total itulah sebuah jawaban saya temukan. Sebuah jawaban tentang pekerjaan apa yang paling cocok dengan jiwa dan hobi saya. Sebuah pekerjaan yang bisa saya lakukan dengan senang dan tanpa beban.

Semoga kisah saya ini bermanfaat bagi Anda, terutama yang saat ini sedang mengalami kebangkrutan/keterpurukan. Anda akan merasakan BETAPA TUHAN SAYANG PADA ANDA, saat anda berhasil bangkit dari keterpurukan itu nanti. Karena kebangkrutan/kegagalan/keterpurukan hanyalah cara Allah memberi jalan yang terbaik pada kita.

Jangan pernah berhenti berkarya, sukses untuk Anda…..

sumber : http://motivasi.petamalang.com

0 komentar:

Post a Comment

Blog Ini Adalah Blog Do Follow dan Auto Approve. Silakan Berkomentar sesuai konten postingan dengan santun, sopan, dan No Spam. You Comment I Follow.